JAKARTA – Kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan ayam adalah sumber nutrisi dan bahan baku bagi tanaman. Kotoran hewan itu bahan baku pupuk kandang. Namun, manfaat besar kotoran hewan ini didapatkan dalam hanya kondisi sudah matang. Sebaliknya, pupuk kandang yang belum matang justru potensi bahaya bagi tanaman dan bahkan bisa membunuh tanaman.
Yang perlu kita ketahui, pupuk kandang yang belum matang masih mengandung gas metane yang sangat besar. Makanya kalau digunakan langsung di lahan, tanaman akan mudah layu dan sulit berkembang. Apalagi kalau tanaman yang menggunakan mulsa. Gas metane keluar melalui lubang mulsa sehingga membuta batang tanaman mudah busuk atau kering. Pupuk kandang yang panas akan membunuh cacing yang bermanfaat untuk kesuburan tanah.
Baca Juga: Kenapa Pupuk Hayati Semakin Diminati Petani?
Pupuk kandang yang belum matang juga menyimpan bahaya lainnya. Ia bisa menjadi sarang hama karena kondisinya yang hangat sehingga nyaman bagi hama untuk berkembang biak. Di antara hama yang gemar berkembang biak di kotoran hewan yang belum matang antara lain embug (uret, gayas, atau undi).
Uret muncul karena pupuk kandang yang belum matang biasanya membawa telur atau larva yang akan menetas di pupuk kandang yang belum matang. Nah, kalau sudah menetas, maka serangga ini akan memakan akar-akar halus dari tanaman. Akibatnya bisa diduga, tanaman akan mati perlahan.
Uret yang berkembang ini ternyata tidak hanya berhenti di sini saja. Uret akan berkembang menjadi kumbang betina atau kumbang jantan yang gemar makan daun. Makanya, pupuk kandang yang belum matang sering disebut sarang awal kumbang pemakan daun.
Baca Juga: Pemprov Papua Ajak Petani Manfaatkan Pupuk Organik
Pupuk kandang yang belum matang juga mengandung ulat tanah atau tuton. Ulat ini dapat berkembang biak di kotoran hewan yang dibiarkan. Ulat ini berdampak buruk pada tanaman karena pada malam hari leher batang dan batang bagian bawah tanaman jadi santapannya.
Agar pupuk kandang yang belum matang ini sempurna menjadi pupuk kandang, maka harus difermentasi. Untuk membantu proses pembusukan selama fermentasi, tambahkan BIOTOP yang mengandung mikroba terpilih dan enzim untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang yang dihasilkan. (EFS)