JAKARTA – Inovasi teknologi yang terus dikembangkan terbukti memberikan manfaat ganda bagi pertanian dan peternakan sekaligus. Keuntungan ini dapat dilihat dari dampak inovasi teknologi AGPI (Agricultural Growth Promoting Inoculant) yang dikembangkan oleh Dr Lukman Gunarto. Selama belasan tahun pengembangannya, manfaat yang didapatkan tidak hanya oleh petani, namun juga peternak.
Teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto merupakan teknologi yang dikembangkan melalui riset unggulan dan ramah lingkungan sejak 1998. “Tetapi, saya sudah memulai riset untuk teknologi sejak tahun 1980-an,” kata Doktor Mikrobiologi Tanah lulusan University of the Philippines Los Baños, Filipina ini. Inovasi teknologi ini diaplikasikan pada beberapa bakteri terpilih dan enzim yang kemudian berwujud menjadi campuran inokulan cair.
Campuran inokulan cair yang dihasilkan mengandung hormon tumbuh dan beberapa bakteri aktif penambat N2 secara asosiatif, mikroba pelarut P dan penghasil selulase. Inokulan yang dihasilkan dari teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto ini berfungsi menyehatkan tanah supaya subur kembali. “Kalau tanah sehat dan subur, tanaman apapun pasti tumbuh bagus,” kata peneliti mikrobiologi tanah di Balitbang Pertanian Ini.
Baca Juga: Mau Kaya, Garap Sektor Pertanian Modern!
Inokulan yang dihasilkan teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto ini juga mengandung enzim fosfatase dan selulase yang akan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara tanah. Enzim dan hormone tumbuh ini sudah diberi lapisan tertentu sehingga memiliki daya tahan yang lebih kuat sehingga tidak mudah rusak ketika diaplikasikan di lapangan. Bakteri di dalam inokulan ini juga tidak mudah mati.
“Cukup tahan terhadap perubahan cuaca waktu pengiriman maupun tekanan perubahan kondisi tanah pertanian,” kata peneliti senior di InsFer (International Nitrogen Efficiency Fertilization) Program ini. Beberapa produk yang pernah memakai temuan ini antara lain Bio Mikro, E2000, Agro Bost, Tiens Golden Harvest, dan saat ini Formula 100+.
Aplikasi pertama inokulan cair ini dilakukan pada tanaman padi di Bekasi dengan nama Bio Mikro. Hasilnya menakjubkan. Hasil panen per hektar meningkat 30% sampai 50%. Pupuk kimia yang digunakan petani lebih efisien sekitar 50%. Aplikasi teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto ini dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada usia tanaman 14, 30, dan 45 hari.
Baca Juga: Mentan Amran Optimistis Merauke Jadi Lumbung Pangan Dunia
Dampak positif inokulan yang dihasilkan teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto juga terjadi pada tanaman kelapa sawit. Pemberian campuran inokulan ini membuat pertumbuhan kelapa sawit lebih baik dari panen lebih cepat. “Irama petiknya bisa 10 hari dari biasanya 15 hari,” katanya. Ujicoba pada tanaman sawit dilakukan di Bengkulu, Sumatera Utara, dan Riau. “Saya memantau langsung,” katanya.
Selain pada pertanian, inokulan yang dihasilkan oleh teknologi AGPI Dr. Lukman Gunarto ini juga memberikan manfaat pada hewan ternak dan tambak. Uji coba pada sapi dilakukan di PT Great Giant Pineapple di Lampung. Hasilnya, bobot sapi meningkat sekitar 2-2,5 kg setiap hari. “Menurut mereka hasilnya menakjubkan,” kata peneliti IRRI (Internasional Rice Research Institute) Philipina ini.
Dr. Lukman Gunarto mengatakan cara aplikasi inokulan yang dihasilkan oleh teknologi AGPI untuk tanaman adalah dengan metode kocor atau disiramkan langsung ke tanah. “Karena ini memang bekerjanya pada tanah,” katanya. Dr. Lukman Gunarto berharap teknologi ini dapat memberikan manfaat yang semakin besar untuk pertanian di Indonesia. (FIR)