JAKARTA – Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian mendorong para penyuluh di Kabupaten Kebumen dan Purworejo melakukan perluasan areal tanam (PAT) sebagai upaya bersama dalam mengejar masa tanam yang sempat tertinggal akibat el nino panjang yang melanda Indonesia.
Diketahui, perluasan areal tanam merupakan antisipasi darurat pangan yang dilakukan sesuai komando Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meningkatkan produktivitas pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri
“Pada level kabupaten, tanggung jawab kami adalah merencanakan potensi pompanisasi, kemudian melaksanakan validasi data untuk potensi areal tanam serta melakukan verifikasi pompa sumber air,” ujar Kepala Pusat PVTPP Kementan, Leli Nuryati saat memimpin rapat koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) bersama Pemprov Jawa Tengah, Pemkab Kebumen, Purworejo dan juga jajaran Kodim 0709 Kebumen, Jumat, 19 April 2024.
Leli mengatakan, saat ini pemerintah sudah berupaya keras mewujudkan kemudahan petani dalam berproduksi. Di antaranya dengan menambah alokasi pupuk subsidi dan juga mempermudah pengambilan pupuk petani karena hanya dengan menggunakan KTP.
“Alhamdulillah alokasi pupuk subsidi sudah ditambah dan sekarang sudah bisa mengambil atau memproleh pupuk hanya dengan KTP,” katanya.
Mengenai hal ini, menurut Leli, Surat Keputusan Kementan tentang satuan antisipasi darurat pangan telah memberi tugas pada PVTPP untuk menyelesaikan perluasan areal tanam di Kabupaten Kebumen, Sragen, Purworejo, Boyolali dan Sukabumi. Namun khusus untuk Kebumen dan Purworejo memiliki potensi areal tadah hujan yang sangat besar. Di Kebumen misalnya potensi sawah tadah hujan yang ada di sana mencapai 14.057 hektare dan Purworejo sebesar 2.511 hektare.
“Jadi perlu diketahui, sesuai SK kementan tentang satuan antisipasi darurat pangan ditugaskan menjadi penanggungjawab di 5 Kabularen. Dan kami sangat senang karena dapat bersama-sama penyuluh melakukan identifikasi varietas lokal maupun hasil pemuliaan sesuai dengan kebutuhan PAT,” jelasnya.
“Kepada para penyuluh saya berharap kalian mengidentifikasi varietas lokal asli kebumen dan Purworejo yang belum terdaftar. Kalau ada, segera dan jangan lupa daftarkan karena itu adalah kekayaan plasma nutfah,” katanya.
“Jadi di samping mendorong PAT, kami Pusat PVTPP juga mendorong Pemerintah daerah melakukan perizinan pertanian mulai dari pupuk, pestisida dan juga izin impor ekspor.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Teguh Yuliono menyampaikan, potensi Kebumen luas tanam Kebumen 75 ribu hektar per tahun. Hanya 5 ribu yang tidak tergarap/bera. “Ini adalah potensi yang dapat digunakan untuk PAT di Kebumen yang berpotensi berkontribusi 10 ton, buatnya.
Dalam kesempatan Rakor tersebut Kepala DKPP Purworejo Hadi Sadsila menyampaikan, akan berupaya untuk perluasan tanam di lahan kurang produktif. Yakni, lahan yang hanya tanam sekali akan diusahakan bisa menanam dua kali.
Disampaikan upaya tersebut merupakan program dari pemerintah pusat dengan kodim dan dinas pertanian terkait. “Upaya yang dilakukan yaitu dengan cara pompanisasi agar lahan yang biasa tanam sekali bisa dimanfaatkan,” ungkap dia.
Dalam rakor tersebut, baik Dandim 0709, Letkol Ardianta Purwadhana dan Dandim 0708 Letkol Yohannes mengatakan siap melakukan pengawalan program PAT bersama dengan jajarannya untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung Pangan dan Negara super power. (AFS)