JAKARTA – Peremajaan sawit atau replanting ideal dilakukan pada pohon sawit yang berusia 25 tahun. Pasalnya itu adalah usia produktif untuk pohon sawit.
Sekretaris Perusahaan PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) Iqbal Prastowo menjelaskan bahwa usia produktif tanaman sawit dengan pemupukan dan perawatan yang tepat adalah usia 8-25 tahun.
“Usia produktif tanaman sawit dengan pemupukan dan perawatan yang tepat adalah usia 8-25 tahun (prime production age), setelah usia tersebut produktifitas berangsur menurun,” kata Iqbal di Jakarta pada 12 Mei 2024.
Kendati di atas usia 25 tahun pun, pohon sawit masih bisa berproduksi. Namun, hal itu akan membuat dampak buruk sehingga menambah biaya pengeluaran perusahaan untuk perawatan yang lebih intensif.
“Walaupun tetap dapat dipertahankan hingga usia 35 tahun atau lebih, akan berimplikasi pada meningkatnya biaya perawatan. Untuk itu, replanting adalah hal yang wajib dalam menerapkan best agronomy practice,” katanya.
Namun, kata dia, di samping usia yang tepat untuk melakukan peremajaan pada pohon sawit. Iqbal mengatakan masih ada beberapa treatment yang menentukan masa produktif pohon sawit.
“Mengenai usia peremajaan sawit, hal itu relatif, tergantung penerapan perawatan tanaman, kesuburan tanah serta cuaca di lokasi kebun,” jelas dia.
Adapun, kini hampir 75% pohon sawit milik Cisadane Sawit Raya masih berada di prime production age. Dan pihaknya tengah menjalani kewajiban realisasi replanting dengan bibit tanaman yang unggul
“CSRA sendiri, lebih dari 75% tanamannya berada pada prime production age, dan sudah melakukan proses replanting dengan menggunakan bibit tanaman yang lebih baik terhadap tanaman-tanaman tua,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui capaian peremajaan sawit rakyat (PSR) masih jauh dari harapan. Ia menyebutkan rata-rata realisasi program PSR baru mencapai 50.000 ha setiap tahunnya sejak program ini dirilis pada tahun 2016.
“Dan ini kurang dari 30% dari target yang waktu itu dicanangkan Presiden sebesar 180.000 ha per tahun,” kata Menko Airlangga dalam Rakornas Rencana Aksi Perkebunan Sawit Berkelanjutan. (EFS)