GROBOGAN – Pemerintah saat ini terus memacu peningkatan produksi pangan sebagai upaya mencapai terget swasembada pangan. Berbagai program diluncurkan, dari mulai ektensifikasi maupun intensifikasi. Dalam program intensifikasi, salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk hayati.
Misalnya, petani di Grobogan, Jawa Tengah yang mulai menikmati hasil panen lebih baik setelah menggunakan pupuk hayati untuk tanaman mereka. Peningkatan hasil panen rata-rata di atas 30% ini dihasilkan setelah menggunakan pupuk hayati BIOTOP. “Alhamdulillah hasil panen jagung kami lebih tinggi,” kata Riko, Ketua Paguyuban Tirto Makmur, Grobogan, Jawa Tengah.
Pertumbuhan jagung yang semakin baik juga dirasakan Fajar Prapto, petani di Desa Sambirejo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan. Penggunaan pupuk hayati BIOTOP dilakukan sebanyak tiga kali pada tanaman jagung usia 15, 30, dan 45 hari membuat jagung yang dihasilkan lebih berisi, sehinggga pipil kering lebih berbobot. “Batang dan daun jagung yang sudah dipanen juga lebih disukai hewan ternak,” katanya.
Baca Juga: Petani Grobogan Sukses Tanam Jagung Saat Kemarau
Ketersediaan unsur hara yang ada dalam pupuk hayati BIOTOP membuat varietas padi Inpari 32 yang ditanam Ismail, petani di Bima, Nusa Tenggara Barat tumbuh lebih baik dibandingkan lahannya yang tidak diaplikasikan pupuk tersebut. Pertumbuhan yang lebih baik sudah terlihat sejak fase vegatatif di mana jumlah anakan lebih banyak. Tidak heran jika hasil panennya meningkat. Ismail mengaplikasikan BIOTOP dua kali, sehari sebelum tanam dan usia tanaman 15 hari.
Pupuk hayati BIOTOP adalah hasil inovasi bioteknologi yang dikembangkan menggunakan agricultural growth promoting inoculant dengan bahan aktif mikroba terpilih. Diantaranya, bakteri pelarut fosfat, bakteri penghasil selulase, bakteri penambat nitrogen, dan enzim. Pupuk ini berperan memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah agar struktur dan tekstur tanah serasi dan sehat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
“Pupuk hayati BIOTOP membuat tanah semakin subur dalam jangka panjang,” kata Arif Firmansyah, Direktur PT Perfekta Lintas Semesta. Kandungan mikroba di dalam BIOTOP menurutnya, mampu mengurai dan mengubah sisa-sisa pupuk anorganik yang terikat di dalam tanah menjadi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Ketersediaan unsur hara yang cukup ini membuat pertumbuhan tanaman semakin baik.
Pupuk hayati BIOTOP meningkatkan efektivitas pemupukan, sehingga penyerapan pupuk oleh tanaman lebih optimal. Selain membantu hasil panen semakin tinggi, penggunaan pupuk hayati ini menyuburkan tanah dalam jangka panjang.
Namun demikian, menurut Arif, pupuk kimia tetap diberikan dengan jeda minimal dua hari sebelum atau sesudah aplikasi BIOTOP. Bagaimana penggunaan BIOTOP? Arif mengatakan, dengan cara dikocorkan langsung pada tanah di sekitar tajuk tanaman.
Yang penting tidak digunakan secara bersamaan dengan pupuk kimia anorganik atau pupuk kimia dan bahan kimia lainnya. “Beri jeda sekitar dua atau tiga hari sebelum atau sesudah penggunaan pupuk kimia,” katanya.
BIOTOP mendukung pencapaian swasembada pangan untuk mendukung ketahanan pangan yang menjadi program prioritas Presiden Prabowo Subianto. (EFS)