JAKARTA – Kondisi tanah pertanian Indonesia yang semakin sakit sehingga produktivitasnya menurun mendorong Ibnu Kaban menggelorakan Gerakan Tanah Sehat Indonesia. Inisiatif dan langkah ini dipilih karena tanah merupakan bagian vital dalam pertanian. Tanah yang sehat membuat produktivitas tanaman meningkat.
“Kalau tanah sehat, insya Allah pertumbuhan tanaman maksimal dan hasil panen semakin baik,” kata Ketua Umum Gerakan Tanah Sehat Indonesia, Ibnu Kaban saat menyerahkan pada pupuk hayati BIOTOP kepada Pesantren Tahfidz Al Quran Hidayatullah Pebayuran, Bekasi di Bekasi pada 4 Desember 2025.
Gerakan Tanah Sehat Indonesia mendorong penggunaan pupuk berbahan baku dari alam seperti pupuk organik, pupuk hayati, maupun biochar. Gerakan ini juga akan memperbanyak edukasi dan pelatihan tentang pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pelatihan membuat insektisida nabati, pupuk organik, arang hayati, dan pemanfaatan biomass akan menjadi bagian dari kegiatan gerakan ini. “Kami juga ingin mengajak rekan-rekan milenial mengenal dunia pertanian lebih dalam,” katanya.
Baca Juga: Pupuk Hayati BIOTOP Dongkrak Hasil Panen Petani
Tanah tidak sehat, sakit, atau tingkat kesuburan menurun menjadi problem besar pertanian di Indonesia, Berdasarkan temuan guru besar IPB Prof. Iswandi Anas Chaniago tahun 2022 disebutkan bahwa 72% tanah pertanian di Indonesia sakit atau rusak. Penyebabnya antara lain penggunaan pupuk kimia atau sintetis yang berlebihan selam 40 tahun lebih. Akibatnya hasil panen menurun, tapi jumlah pupuk yang digunakan terus meningkat.
“Kami tergerak melakukan sesuatu melihat fakta kerusakan tanah pertanian ini,” kata Ibnu Kaban. Langkah awal telah dimulai dengan memberikan paket pupuk hayati BIOTOP untuk Pesantren Tahfidz Al Quran Hidayatullah Bekasi. Pesantren ini dipilih karena memiliki lahan sawah yang dikelola untuk kebutuhan santri. Namanya Lumbung Pangan Santri.
Pengasuh Pesantren, Ustadz Muhammadilis Karyadi mengatakan sawahnya pernah dua kali gagal panen. Rata-rata panen 53 karung atau 2,5-3 ton dari sawah seluas 1 hektar. Hasil panen mulai naik sejak menggunakan pupuk hayati BIOTOP dalam dua musim tanam tahun ini. Panen musim pertama naik jadi 73 karung dan hasil panen kedua 101 karung. “Kami ingin tanah sawah ini lebih sehat dengan cara alami,” katanya.
Menurut Ibnu Kaban, lahan pesantren ini menjadi percontohan proses penyehatan tanah untuk meningkatkan hasil panen dengan cara yang ramah lingkungan. Gerakan ini semakin bermanfaat jika semakin banyak yang terlibat. “Saya mengajak teman-teman berkolaborasi untuk bersama-sama menyahatkan kembali tanah pertanian Indonesia,” katanya.
Sementara itu, pengembangan pupuk hayati BIOTOP menyatakan siap mendukung gerakan ini untuk kepentingan petani. “Kami siap berbagi pengalaman dan best practice yang kami lakukan selama ini,” kata Arif Firmansyah mewakili pengembang pupuk ini. (EFS)
