Bencana longsor dan banjir di wilayah Aceh–Sumatra menyebabkan kerusakan serius pada struktur tanah pertanian, antara lain pemadatan tanah, hilangnya bahan organik, rusaknya pori-pori tanah, serta menurunnya daya serap air dan kehidupan mikroorganisme. Pada saat yang sama, bencana ini meninggalkan limbah kayu dalam jumlah besar berupa batang, ranting, dan kayu lapuk.

Alih-alih dibakar atau dibuang, sampah kayu pascabencana dapat diolah menjadi biochar sebagai solusi pemulihan tanah yang murah, lokal, dan berkelanjutan.

Mengapa biochar relevan untuk tanah rusak pascabencana? Biochar memiliki sifat fisik dan kimia yang sangat sesuai untuk rehabilitasi tanah:
a. Memperbaiki struktur tanah
Biochar meningkatkan porositas sehingga tanah kembali gembur dan tidak mudah memadat.
b. Meningkatkan daya simpan air
Sangat penting untuk lahan yang rusak akibat banjir dan erosi.
c. Menghidupkan kembali mikroorganisme tanah
Rongga biochar menjadi habitat mikroba dan cendawan tanah.
d. Menstabilkan pH tanah
Membantu mengurangi keasaman tanah yang umum terjadi di Sumatra.
e. Mengunci karbon jangka panjang
Berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.

Baca Juga:
Biochar Tankos Sawit Bantu Petani Sawit Hemat Pupuk

Sampah kayu pascabencana sebagai bahan baku strategis karena karakteristik sampah kayu pascabencana:
– Melimpah dan tersedia lokal
– Tidak bersaing dengan pangan
– Biaya pengadaan rendah
– Dapat diolah dengan teknologi sederhana tingkat desa
– Jenis kayu yang dapat dimanfaatkan:
– Ranting dan batang kecil
– Kayu lapuk alami dengan catatan bebas dari cat, oli, dan bahan kimia berbahaya.

Skema penerapan sederhana di tingkat lapangan:
1. Pengumpulan dan pemilahan kayu
Pisahkan dari plastik dan logam
2. Produksi biochar
Metode drum atau lubang tanah (pirolisis oksigen terbatas)
3. Aktivasi biochar
Dicampur kompos atau pupuk kandang yang difermentasi 7–14 hari.
4. Aplikasi ke lahan
Dosis awal: 5–10 ton/ha. Dicampur lapisan tanah atas.

Dampak strategis:
– Mempercepat pemulihan lahan pertanian
– Menurunkan ketergantungan pupuk kimia
– Menciptakan lapangan kerja pascabencana
– Mengurangi konflik dan pencemaran lingkungan
– Mengubah limbah bencana menjadi sumber daya produktif

Kesimpulan
Pemanfaatan sampah kayu pascabencana menjadi biochar bukan sekadar solusi teknis, tetapi strategi pemulihan ekologis dan sosial. Di Aceh–Sumatra, biochar dapat menjadi jembatan antara rehabilitasi lingkungan, ketahanan pangan, dan keadilan bagi petani korban bencana.

 

Share.

Comments are closed.

Exit mobile version