YOGYAKARTA – Peneliti dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging, Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Christina Yuni Admantin membuat terobosan dengan membuat inovasi terbaru terkait deteksi cepat kandungan babi pada produk makanan olahan berbasis daging seperti bakso.
Alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan ini diberi nama Porcine detection kit yakni sebuah alat yang mampu mendeteksi secara cepat keberadaan kandungan babi dalam produk makanan.
Christina menjelaskan alat Alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan tersebut dapat memberikan hasil hanya dalam hitungan menit. Menurutnya alat ini, dapat mendeteksi keberadaan kandungan babi dalam waktu singkat. “Hanya sekitar 5-10 menit sudah bisa diketahui,” kata Tina seperti dikutip dari laman UGM.
Baca Juga: Pengusaha Jabar Diajak Wujudkan Swasembada Daging
Penggunaan alat Alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan ini, kata Tina cukup, mudah dan praktis sehingga dapat digunakan oleh masyarakat luas. Alat ini berbeda dengan teknik biologi molekuler seperti PCR yang cukup rumit serta membutuhkan keahlian khusus.
Pengujian dengan porcine detection kit ini didasarkan pada prinsip imunokromatografi. Mirip dengan test pack kehamilan, alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan ini menunjukkan dua garis merah apabila suatu produk makanan terindikasi mengandung babi.
Antigen dalam sampel diikat oleh antibodi yang sangat spesifik pada strip uji, membentuk kompleks antigen-antibodi. Strip uji juga mengandung pewarna untuk menandai mikropartikel antigen yang terikat oleh sampel antibodi. Saat antigen babi berikatan dengan antibodi pada alat, akan muncul dua garis merah yang menunjukkan hasil positif.
Baca Juga: Kementan dan UGM Kolaborasi Tinggkatkan Produksi Susu
“Prinsip kerjanya serupa dengan tes kehamilan,” kata peneliti di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM tentang alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan ini.
Tina menjelaskan timnya berencana melakukan penelitian lebih lanjut agar dapat memproduksi alat tersebut secara mandiri sehingga dapat diproduksi secara massal dengan harga yang terjangkau sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya.
“Kami berharap pengembangan alat deteksi cepat kandungan babi pada makanan ini dapat memberikan solusi cepat bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memastikan kehalalan produk makanan yang dikonsumsi,” pungkasnya. (NYT)