BOYOLALI – Namanya cukup singkat, Tri. Biasa dipanggil Mas Tri. Perawakannya sedang. Tapi, langkahnya menjadi insipirasi banyak orang. Mas Tri warga Karangkendal, Tamansari, Boyolali, Jawa Tengah. Dulu dia bekerja di pabrik garmen di Boyolali selama tujuh tahun. Sekarang dikenal sebagai juragan jangkrik karena sukses ternak jangkrik.
Dia mulai merasakan jenuh dan bosan karena kerjanya begitu-begitu saja. Padahal, jiwa mandiri memanggilnya untuk berbuat sesuatu. Mas Tri mengambil keputusan berani. Berhenti dari pabrik lalu beralih menjadi peternak jangkrik. Kenapa jangkrik, alasannya sederhana. Pasarnya masih luas, terutama penghobi burung. Permintaan juga lumayan tinggi. Apalagi dia tahu di mana titik-titik orang mencari jangkrik untuk pakan burung.
Bermodal uang Rp 1 juta dia nekat memulai usahanya. Diawali dengan dua bok kecil. Tapi, langkah pertamanya salah. Jangkrik satu bok hilang karena kabur. Boknya bocor. Salah-salah di awal usaha itu biasa. Bukan hanya bok yang bocor, salah pakan juga pernah. Tapi, yang namanya usaha ya harus lanjut dicari jalan keluarnya.
Baca Juga: Pilih Bertani Labu Siam, Pemuda Ini Hidup Makmur
Mas Tri belajar dari mana-mana. Belajar dari kegagalan, termasuk dari orang lain melalui berbagai saluran informasi. Dari urusan pakan, sampai kelembaban kandang dia perhatikan benar. Termasuk kontrol kandang setiap hari. Usahanya tidak sia-sia. Jangkrik ternaknya mulai berkembang. Pelanggan juga mulai melihat hasil ternaknya.
Jangkrik yang diternak juga beragam. Dari jangkrik alam sampai jangkrik genggong hitam. Ada juga jangkrik kunyit madu yang kuning-kuningan. “Kalau pakan burung biasanya yang jangkrik alam,” katanya.
Mas Tri mulai menikmati hasil kerja kerasnya. Jangkriknya bisa dipanen setiap minggu dan laku dijual dengan harga bervariasi. Panen seminggu 30-35 kilogram cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tabungan juga mulai ada.
Selain Mas Tri, ada juga Catur Budiono. Dari Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Boyolali. Ia bergabung dalam Kelompok Budidaya Jangkrik Tawangsari. Budidaya jangkrik dimulai sejak 2021. Peternak jangkrik di desa ini menggunang sistem gotong royong. Budidaya dilakukan mulai dari telur hingga jangkrik dewasa siap panen.
Dari desa tetangga juga ada Eko Bambang Setiawan. Peternak jangkrik dari Desa Kopen, Kecamatan Teras, Boyolali. Jangkrik alam hasil budidaya Eko dipasarkan di sekitar Klaten dan Boyolali. Peminat terbesarnya tentu saja penghobi burung. Ternyata, dari ternak jangkrik, hasilnya tidak bisa disepelekan. (EPS)