GROBOGAN – Produksi jagung nasional pada Januari-Juli 2025 meningkat pesat hingga 9,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024. Peningkatan signifikan ini tidak lepas dari program peningkatan produksi seperti cetak sawah, optimalisasi lahan, pompanisasi, peningkatan potensi tanam bersama yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian bersama sejumlah pihak.

Pada tahun 2024, luas panen jagung nasional mencapai 2.548.654 hektare dengan produksi sebesar 15.138.912 ton jagung pipilan kering. Provinsi Jawa Tengah berkontribusi sebesar 2,43 juta ton, dan Kabupaten Grobogan menjadi salah satu sentra utamanya.

Peningkatan produksi jagung ini disampaikan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kegiatan Penanaman Jagung Serentak di lahan perhutanan sosial Desa Selojari, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada 9 Juli 2025. Penanaman serentak ini untuk mendukung program Swasembada Pangan Nasional Tahun 2025.

Baca Juga:
Petani Grobogan Sukses Tanam Jagung Saat Kemarau

Menteri Amran mengapresiasi inisiatif dan sinergi kuat antara Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Daerah Jawa Tengah serta Pemerintah Kabupaten Grobogan.

“Acara ini merupakan penguatan sinergisme dan bukti komitmen yang kuat dari Kepolisian dalam mendukung swasembada pangan, khususnya komoditas jagung,” ujar Mentan Amran.

Penanaman serentak dilakukan di lahan perhutanan sosial Polres Grobogan seluas total 207 hektare di Hutan Selo Lestari, Dusun Selojari, seluas 74 hektare. Varietas jagung yang ditanam adalah NK Perkasa, Pioner 27 Gajah, dan Bisi 2, dengan potensi hasil panen rata-rata mencapai 9,7 ton per hektare.

“Jagung merupakan komoditas strategis nasional yang tidak hanya penting sebagai pangan, pakan, dan energi, tetapi juga menjadi sumber pendapatan bagi jutaan petani. Produktivitas jagung nasional terus menunjukkan tren positif,” jelas Amran.

Baca Juga:
Sukses Manfaatkan Lahan Terbengkalai untuk Jagung, Mentan Apresiasi KASAD

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif sinergis yang dilakukan Kepolisian Republik Indonesia dan Kementan.

Ia menegaskan, upaya swasembada tidak bisa hanya dibebankan kepada Menteri Pertanian semata. “Kalau Pak Mentan kerja sendiri, swasembadanya akan tertunda-tunda. Tapi dengan adanya inisiatif dari Kapolri dan kerja keras seluruh jajaran kepolisian, saya yakin swasembada bisa lebih cepat terwujud,” tambahnya.

Titiek juga berharap langkah Kepolisian bisa menjadi inspirasi bagi matra lainnya, termasuk TNI AU dan TNI AL, untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong di sekitar kesatrian, bandara, atau pelabuhan untuk tanaman produktif.

“Seluruh masyarakat Indonesia bisa ikut membantu agar kita tidak lagi tergantung pada impor pangan. Indonesia dikaruniai tanah yang subur, dan itu harus kita manfaatkan,” tukas Titiek. (EFS)

 

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version