BANDUNG – Hama dalam dunia pertanian menjadi musuh bagi para petani. Keberadaannya dapat menyebabkan penurunan produksi dan mutu tanaman. Bahkan, pada tingkatan serangan hama yang berat, akan menyebabkan gagal panen.

Sampai saat ini, upaya menghilangkan hama tanaman yang dilakukan petani masih menggunakan metode tradisional, dengan hanya menggunakan insektisida kimia dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi.

Padahal, penggunaan insektisida kimia yang terus menerus akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Hal ini karena akan meninggalkan residu yang sulit terurai, baik itu di lingkungan maupun pada tanaman yang dibudidayakan, sehingga akan membahayakan apabila termakan oleh manusia.

Agar hama hilang dan tak berbahaya bagi kualitas hasil tanaman, kini bisa menggunakan asap cair sebagai solusi penghilang hama, khususnya pada tanaman padi. Asap cair merupakan hasil pengembunan dari uap pembakaran bahan organik yang dilakukan secara langsung. Asap cair dianggap aman bagi tanaman dan lingkungan, serta dibanderol dengan harga yang lebih murah.

Dari proses pembakaran tempurung akan keluar asap cair yang kental seperti kecap, cairan ini masih masuk kategori grate 3. Asap kental ini belum bisa digunakan untuk pengawet makan, tapi lebih digunakan untuk pengawet kayu agar tidak dimakan ngengat.

Agar dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan seperti ikan asin, asap cair grade 3 dilakukan proses lanjutan untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik grate 2. Sedang untuk pengawet yang di campurkan kedalam makanan, asap cair grade 2 harus diproses kembali untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik yang bisa dicampur ke dalam bahan makanan seperti bakso atau mie.

Asap cair dapat digunakan sebagai pengendali hama karena mengandung senyawa yang dapat dipakai sebagai pestisida. Selain itu, asap cair juga mempunyai manfaat lain, yaitu bisa digunakan sebagai pengawet ikan, daging, tahu, dan makanan lain dalam industri.

Asap cair dibuat dengan bahan yang mengandung zat kayu (lignin), komponen struktur sel tanaman (selulosa dan hemiselulosa), dan senyawa arang (karbon).

Komponen tersebut bersumber dari jenis kayu-kayuan, tempurung kelapa, janggel jagung, sekam, serbuk kayu sisa gergaji dan bahan lainnya. Bahan berupa potongan kayu hasil limbah serkel kayu dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan asap cair.

Di bidang pertanian, asap cair digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah dan menetralisir asam tanah, membunuh hama tanaman dan mengontrol pertumbuhan tanaman, pengusir serangga, mempercepat pertumbuhan pada akar, batang, umbi, daun, bunga, dan buah. (EKF)

 

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version