JAKARTA – PT Natural Indococonut Organik (NICO), perusahaan kelapa terintegrasi yang berlokasi di Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara mengusung prinsip zero-waste alias tidak ada yang terbuang dalam proses produksi.

Hal itu dikemukakan General Manager PT NICO, Nanang Rismadi saat memaparkan konsep operasional perusahaan di hadapan rombongan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara di fasilitas produksi PT NICO di Tobelo Selatan, Halmahera Utara, Maluku Utara.

Melalui pendekatan ini, kata Nanang Rismadi, seluruh bagian kelapa—mulai dari daging, air, sabut, tempurung hingga kulit ari—diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti santan, air kelapa, kelapa bubuk, keripik kelapa, arang tempurung, dan minyak kelapa.

“Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memperkuat daya saing PT NICO sebagai industri pengolahan kelapa modern,” kata Nanang Rismadi.

Baca Juga:
Selain Suburkan Tanah, Biochar Tingkatkan Produksi Sawit

Hadir pada kunjungan lapangan tersebut Direktur Penyaluran Dana Sektor Hulu BPDP, Normansyah Hidayat Syahruddin; Kepala Divisi Penyaluran Dana Sektor Hulu Perkebunan Kelapa BPDP, Triana Meinarsih; beserta tim BPDP.

Pada kunjungan lapangan ke PT NICO, tim BPDP berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan serta didampingi Kepala Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Sakop; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Utara, Piet Hein Anthony; Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Provinsi Maluku Utara, Abdu Wahab; dan Kepala Bidang Perdagangan – Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Halmahera Utara, Taufik Biskali.

Rombongan mendapat kesempatan melihat langsung alur produksi di dalam pabrik. Mulai dari proses penyortiran buah kelapa berdasarkan ukuran dan kualitas, pengupasan serta pemisahan bagian kelapa, pengolahan di setiap lini produksi, hingga tahap akhir berupa pengemasan produk yang siap dipasarkan. Seluruh proses dilakukan dengan standar higienis dan penggunaan mesin modern.

Baca Juga:
ID Food Pastikan Terus Serap Gula Petani

Selama berkeliling, rombongan turut menyaksikan penerapan prinsip zero-waste serta pemanfaatan teknologi otomatisasi yang semakin menegaskan kapasitas PT NICO sebagai industri berstandar internasional.

PT NICO merupakan perusahaan pengolahan kelapa modern yang berdiri pada 2019 atas prakarsa Olaf Tobin, putra daerah Halmahera Utara yang memiliki visi menghadirkan industri kelapa bertaraf global di tanah kelahirannya. Sejak pembangunan pabrik dimulai pada 2020, perusahaan berkembang pesat.

Dengan kapasitas hingga 600.000 butir kelapa per hari, instalasi mesin rampung pada 2022, dan pada 2023 berbagai lini produksi telah beroperasi, termasuk desiccated coconut, UHT coconut milk & water, serta crude coconut oil. Pada tahun yang sama, PT NICO berhasil meraih sertifikasi FSSC 22000 v5.1 dari SGS sebagai bukti komitmen terhadap standar mutu internasional.

Mulai 2024, PT NICO resmi memasuki produksi komersial dan menembus pasar internasional, di antaranya China, Jerman, Swiss, Rusia, Kanada, Amerika Serikat, hingga Australia. Selain kontribusi ekonomi, perusahaan ini juga berperan penting dalam peningkatan kapasitas SDM lokal, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan rantai pasok kelapa yang berkelanjutan di Halmahera Utara.

Kunjungan BPDP tersebut menjadi momentum penting untuk menyaksikan secara langsung bagaimana industri kelapa modern berkembang dan memberikan dampak strategis bagi daerah. PT NICO tidak hanya berfungsi sebagai pusat produksi, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi lokal serta representasi kemajuan industri kelapa Indonesia di kancah global. (SBM)

Share.
Leave A Reply

Exit mobile version